Disusun oleh Departemen Lingkungan Hidup BEM UI 2017
#BeliYangBaik adalah kampanye yang dikelola oleh WWF-Indonesia yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat untuk bijak terhadap produk yang mereka konsumsi sehari-hari. Tidak hanya itu, #BeliYangBaik juga mendorong kalangan bisnis agar memproduksi secara lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Populasi penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9,3 miliar pada tahun 2050. Dapat dibayangkan laju pertumbuhan konsumsi yang akan berdampak pada jejak ekologis dan mengancam keanekaragaman hayati. Tanpa upaya untuk mengurangi eksploitasi sumber daya alam dan konsumsi yang berlebih, Indonesia pasti akan menghadapi kelangkaan sumber daya alam dan degradasi lingkungan.
Belakangan ini sedang marak berita tentang pembakaran dan pengeringan lahan gambut yang akan digunakan sebagai kebun kelapa sawit dan kayu yang mengakibatkan bencana yang kabut asap. Aktivitas ilegal ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang menghasilkan produk-produk yang biasa kita gunakan sehari-hari seperti kertas, tisu, minyak goreng, margarin, mentega, sampo, sabun dan lotion.
Hutan yang mengalami kebakaran tersebut memang dengan sengaja dibakar guna meminimalisasi biaya yang dikeluarkan. Menurut peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFOR) Herry Purnomo dalam bbc.com, biaya yang dikeluarkan untuk ‘membersihkan’ hutan dengan cara mekanis perhektar lahan membutuhkan biaya $200, sementara jika dibakar hanya $10-20 perhektar. Selisih biaya pembersihan hutan dan lahan yang cukup besar itu yang menyebabkan oknum-oknum pebisnis lebih memilih cara pintas membuka lahan perkebunan baru dengan cara membakar hutan kemudian mengeringkannya. Padahal cara inilah yang telah menyebabkan tragedi kabut asap yang menyengsarakan ratusan ribu penduduk, bukan hanya yang ada di wilayah Indonesia tapi juga Singapura dan Malaysia.
Pembersihan lahan dan hutan dengan cara dibakar ini juga tidak hanya menyebabkan manusia saja yang menderita. Hutan adalah rumah bagi beraneka macam tanaman dan satwa liar. Binatang-binatang seperti harimau sumatera, badak sumatera, gajah sumatera, dan orang utan yang terancam punah karena perburuan liar kini dihadapkan pada tantangan yang luar biasa besar untuk bertahan hidup dalam kebakaran hutan. Lantas kalau sudah begini, masihkah kita menutup mata untuk tidak peduli?
Ayo #BeliYangBaik!
Sebagai konsumen kita adalah orang yang paling berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis suatu perusahaan. Perusahaan kayu dan kelapa sawit tidak akan beroperasi jika tidak ada pembeli yang membeli produknya. Peran kita menjadi amat penting dalam berkontribusi melestarikan hutan dengan cara mem #BeliYangBaik karena kita sebagai konsumen adalah ‘raja’ bagi produsen.
Retno Utaira Pantouw, Direktur Keuangan WWF-Indonesia, mengatakan, “Beli yang baik bisa dimulai dengan 3 langkah sederhana, yaitu:
mengenal: mencari tahu serta memahami tentang latar belakang produk sebelum mengkonsumsinya,
meminta: penjual untuk menghadirkan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan serta
mengajak: lebih banyak orang untuk menerapkan gaya hidup hijau dalam kehidupan sehari-hari”
“Konsumen punya kekuatan untuk meminta agar produsen menyediakan produk yang ramah lingkungan. Jangan ragukan kekuatan kita sebagai konsumen, memilih hanya yang bersahabat untuk kelestarian alam!” tegas Retno.
Untuk itu, publik diajak berkomitmen dengan menandatangani ikrar (pledge) #BeliYangBaik melalui change.org, dan mengunjungi laman web beliyangbaik.org untuk mendapat informasi lebih jauh tentang kampanye ini.
Konsumen saat ini sudah bisa memilih beberapa produk yang lebih ramah lingkungan, antara lain produk berbasis kayu dan kertas berlabel Forest Stewardship Council (FSC), produk berbasis minyak sawit berlabel Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dan produk hidangan laut yang ramah lingkungan. Produk-produk lain yang menggunakan teknologi ramah lingkungan juga bisa menjadi alternatif, seperti teknologi hybrid untuk alat transportasi, maupun produk-produk hasil daur ulang.
Gambar 1. Logo RSPO dan FSC
Sumber : http://wwf.panda.org
Referensi:
Fathiastuti, Nenden. (2015). BeliYangBaik: Dorong Konsumsi dan Produksi Produk-Produk Ramah Lingkungan. [fusion_builder_container hundred_percent=”yes” overflow=”visible”][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ background_position=”left top” background_color=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” spacing=”yes” background_image=”” background_repeat=”no-repeat” padding=”” margin_top=”0px” margin_bottom=”0px” class=”” id=”” animation_type=”” animation_speed=”0.3″ animation_direction=”left” hide_on_mobile=”no” center_content=”no” min_height=”none”][Online] http://www.wwf.or.id/?39682/BeliYangBaik-Dorong-Konsumsi-dan-Produksi-Produk-Produk-Ramah-Lingkungan
Maesaroh, Siti. (2015). Ayo Beli yang Baik untuk Indonesia yang Lebih Baik! [Online] http://www.kompasiana.com/citmay/ayo-beli-yang-baik-untuk-indonesia-yang-lebih-baik_5629720fc423bd0c05085b00
[/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
Leave A Comment